Asumsi Dasar Mengenai Preferensi
Teori tentang perilaku
konsumen dimulai dengan tiga asumsi dasar mengenai preferensi orang pada satu
keranjang pasar dibandingkan dengan keranjang lainnya. Kami percaya bahwa
asumsi-asumsi ini berlaku untuk banyak orang dalam berbagai situasi:
1.
Kelengkapan: Preferensi diasumsikan lengkap. Dengan
kata lain, konsumen dapat membandingkan dan menilai semua keranjang pasar.
Dengan kata lain, untuk setiap dua keranjang pasarA dan B, konsumen akan lebih
suka A dari pada B, lebih suka B dari pada A, atau akan tidak peduli pada kedua
pilihan. Yang dimaksut dengan tidak peduli adalah
bahwa seseorang akan sama puasnya dengan pilihan keranjang manapun.
Perhatikanlah bahwa preferensi ini mengabaikan harga. Seorang konsumen mungkin
lebih suka bistik dari pada hamburger, tetapi akan membeli hamburger karena
lebih murah.
Contoh :
Ada barang A dan B, maka konsumen
bisa menyatakan bahwa
Dia lebihsuka barang A daripada
barang B
Atau lebih suka barang B daripada
A
Atau Tidak Peduli, maksudnya
disini adalah baik mengkonsumsi barang A ataupun B akan tetap sama puas.
2.
Transitivitas: Preferensi adalah transitif. Teransitifitas
berarti bahwa jika seorang konsumen lebih suka keranjang A daripada keranjang
pasar B, dan lebih suka B dari pada C, maka konsumen itu dengan sendirinya lebih
suka A dari pada C.
Contoh:
Jika
mobil Porsche lebih disukai daripada mobil Cadillac dan Cadillac lebih disuka
dari pada Chevrolet, maka mobil Porsche juga lebih disukai dari pada Chevrolet.
Transitifitas ini biasanya dianggap perlu untuk konsintensi konsumen.
3. Lebih Baik Berlebih
daripada Kurang:
semua barang yang “baik” adalah barang yang diinginkan. Sehingga konsumen
selalu menginginkan lebih banyak barang daripada kurang. Sebagai
tambahan, konsumen tidak akan pernah puas atau kenyang;lebih banyak
selalu lebih menguntungkan, meskipun lebih untungnnya hanya sedikit saja. Asumsi
ini dibuat untuk alasan pengajaran;yang menyederhanakan analisis grafik
tentusaja, berapa beberapa barang, seperti polusi udara, mungkin tidak
diinginkan, dan konsumen selalu akan menginginkannya lebih sedikit. Kita
mengabaikan “barang-barang jelek seperti itu” dalan keerangka pembahasan
tentang pemilihan konsumen karena kebanyakan konsumen itu akan memilih untuk
membelinya.
Contoh :
Jika Qa ^ (Meningkat ) maka U
(Qa) ^
(juga akan meningkat) More
Is Better than less, meskipun hingga akhirnya Marginal utility Qa akan menurun.
Atau meningkatnya makin lama makin
lambat. (namun tidak pernah mencapai 0 dan tidak pernah bernilai negative.)
Referensi:
http://mejabelajarputi.blogspot.co.id/2010/03/preferences-of-choice.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar