Selasa, 01 Desember 2015

Tulisan 10 CSR MNC TV

Yayasan Jalinan Kasih Gelar Operasi Katarak Gratis

Yayasan Jalinan Kasih Gelar Operasi Katarak Gratis
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo bersama lansia yang baru menjalani operasi katarak gratis yang digelar Yayasan Jalinan Kasih.
A+ A-
SUKABUMI - MNC Group melalui Yayasan Jalinan Kasih bekerja sama dengan Rumah Sakit Assyifa Sukabumi mengelar operasi katarak gratis kepada warga Sukabumi, Jawa Barat yang sudah lanjut usia (lansia)

"Setelah pemulihan selesai tentunya bisa melihat dengan baik sebagaimana dulu sebelumnya. Itu harapan kami dari MNC Group," kata CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT), di Sukabumi, Jumat (6/11/2015).

Dia mengatakan, selama ini di daerah-daerah banyak lanjut usia yang mengalami masalah kesehatan dengan matanya, yaitu katarak.

HT langsung menyaksikan jalannya operasi. Menggunakan baju khusus operasi dan masker, HT mendekati dokter yang sedang menjalankan operasi. Dia memperhatikan bagaimana pasien tersebut mendapatkan perawatan. Operasi tersebut diikuti oleh 36 peserta.

Operasi Katarak

CSR MNC Group telah berlangsung secara terus menerus di berbagai kegiatan. Untuk kesehatan misalnya, sebanyak 700.000 pasien telah dibantu untuk pengobatan dengan berbagai penanganan termasuk operasi. Selain itu MNC juga melakukan kegiatan sosial untuk pembagian sembako, pendidikan, dan bantuan UMKM.

Ke depan, HT berharap akan terus mengembangkan kemitraan dengan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki dana CSR sehingga kegiatan yang sudah dilakukan semakin berkembang dan jauh lebih baik. (Teddy Febrianto).


SUMBER :
http://daerah.sindonews.com/read/1059629/21/yayasan-jalinan-kasih-gelar-operasi-katarak-gratis-1446868867

Tulisan 9 Pengemis, pengamen, pengangguran dikaitkan ke dalam kegiatan perekonomian

Nama  : Putri Nurlaelasari
Npm    : 17213031
Kelas    : 3EA26

Tulisan 9


Pengemis, pengamen, pengangguran dikaitkan ke dalam kegiatan perekonomian

Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Di masa lalu, menjadi pengemis merupakan suatu keterpaksaan, saat ini merupakan suatu pilihan yang dilakukan dengan sukarela. Daya tarik yang mengundang banyak orang ini pada akhirnya menimbulkan persaingan di antara sesama pengemis. Salah satu dampak dari persaingan adalah timbulnya koordinator lapangan, yang mengatur jumlah pengemis di setiap titik sekaligus mencari titik-titik yang berpotensi untuk menghasilkan pendapatan. Selain itu, pengemispun juga harus menggunakan berbagai strategi untuk menarik perhatian dan mendorong orang untuk memberikan uang kepada mereka.
Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini, apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru makin banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.
Faktor kemiskinan (struktural, kultural, natural, dan mental) sangat memengaruhi terjadinya perilaku seseorang yang ujungnya adalah munculnya fenomena peminta-minta atau pengemis, pengamen dan pengangguran. Semakin banyak jumlah orang miskin semakin potensial mereka menjadi pengemis, pengamen dan penganguran. Dalam bahasa pembangunan terjadinya kebergantungan ekonomi pada orang lain yang semakin tinggi.
Rasanya, kehidupan di Jakarta, juga kota-kota lainnya di Indonesia tak pernah lepas dari kejaran untuk bertahan hidup. Tiap warga, terlebih mereka yang kecil, serasa dipaksa untuk melakukan apapun untuk menyambung hidup.
Kota Jakarta, sebuah kota angkuh yang katanya tak pernah tidur, menampilkan dirinya dalam berbagai wajah. Salah satu wajahnya adalah kehidupan jalanannya yang sesekali hangar-bingar, sesekali sunyi senyap. Wajah yang penuh gejolak. Wajah yang penuh ketegangan, juga sendu penuh romansa.
Pada wajah ini, sesekali kita menyaksikan kehidupan jalanan yang diperankan para sopir dan kenek angkot, preman-preman, pengasong rokok, makanan, minuman, pemulung dan pekerja serabutan, hingga pengemis dan pengamen. Dan yang terakhir disebut ini amat fenomenal. Kehadirannya yang sesekali mengganggu, meresahkan, sekaligus menghibur dan dibutuhkan.
Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.
·           Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang. Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan
Dikaitkan ke dalam kegiatan perekonomian dari pengemis, pegamen dan penganguran.
Mengemis seperti sudah menjadi kegiatan ekonomi menggiurkan. Mulanya mengemis karena unsur kelangkaan aset ekonomi. Namun setelah beberapa tahun walau sudah memiliki aset produksi atau simpanan bahkan rumah dan tanah dari hasil mengemis tetapi mereka tetap saja mengemis. Jadi alasan mengemis karena tidak memiliki aset atau ketidakberdayaan ekonomi, untuk tipe pengemis ini tidak berlaku lagi. Sang pengemis sudah merasa keenakan. Tanpa rasa malu dan tanpa beban moril di depan masyarakat.
Pengamen yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja di jalan atau disebut juga dengan Childre On The Street, namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalan diberikan kepada orang tuanya (Soedijar, 1984; Sanusi,1995). Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orang tuanya dengan cara bekerja sebagai pengamen dijalanan yang dikategorikan kepada jenis pengamen jalanan pemalak / penebar teror. Jika dikaitkan dengan kegiatan ekonomi, maka kegiatan ngamen juga ada yang memang menggantungkan hidupnya kepada kegiatan ini akibat susahnya mendapatkan pekerjaan yang layak di kota-kota besar, namun tidak dipungkiri juga ada juga pengamen yang menyatakan dirinya sebagai pengungkapan ekspresi belaka. Meskipun demikian, namun imej di masyarakat pengamen selama ini dianggap sebagai orang yang tidak punya pekerjaan, kualitas rendah dan mengandalkan kenekatan belaka karena tidak ada pilihan lain. Bahkan pengamen sering dianggap sebagai pengemis hingga orang brengsek.
          Saya pernah mendengar rekaman seorang pengamen dari Yogya yang bernama Sujud yang hanya menggunakan satu buah kendang dua sisi sebagai musik pengiring nyanyiannya. Namun jika kita analisis kemampuannya mengolah kata-kata atau syair-syair yang ia kumandangkan benar-benar sangat professional sekali. Bahkan oleh Sapto Rahardjo (seorang pemusik kontemporer Indonesia) pernah dibawa dalam sebuah ajang festival musik internasional yang diikuti oleh pemusik Australia, Amerika, Inggris pada tahun 1997 di daerah Ancol Jakarta Utara. Demikian juga di Bandung pernah ada seorang pengamen yang sangat terkenal yang hanya bermodalkan kacapi Sunda diatonis, yang dikenak dengan nama Braga Stone (terinspirasi lagu-lagu dari kelompok musik Rolling Stone, karena tempat mangkal ngamennya di Lapangan Braga di Bandung, maka dikenal dengan Braga Stone). Dengan alat musik tradisional kacapi Braga Stone mampu membawakan lagu-lagu Barat dengan baik. Dua contoh pengamen ini benar-benar mengelola dirinya sebagai pengamen, bahkan rekaman mereka ngamen juga sering dijadikan sebagai bahan kajian di siara radio. Seperti Pak Sujud, tidak jarang dia selalu diundang (nanggap) ke pesta-pesta perkawinan dengan bayaran tertentu. Jika tidak ada tanggapan maka dia mengamen dari satu rumah ke rumah. Ini memperlihatkan contoh adanya pengamen yang menggantungkan ekonomi keluarganya dari kegiatan mengamen.
Karena bagi sebagian orang kegiatan mengamen menjadi tiang penyangga utama hidupnya, maka banyak pengamen yang benar-benar serius mengelolanya, sehingga kegiatan tersebut benar-benar menjadi sumber uang yang terutama bagi ekonomi keluarganya. Namun tidak sedikit juga pengamen yang menggunakan penghasilannya dengan poya-poya. Fenomena ini semuanya menarik dijadikan sebagai bahan kajian dari berbagai disiplin ilmu, termasuk musik, karena kegiatan utama pengamen pada dasarnya adalah bermain musik. Mungkin bisa lebih difokuskan kepada seni pertunjukan, khususnya dari sisi manajemennya.
·           Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintaha pun akan berkutang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
·           Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dapipada pendapatan potensial (yang seharusnya)> oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
·           Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang produksi akan berkuran. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
Dampak negatif yang timbul akibat kegiatan ini antara lain :
1.      Bagi diri sendiri
Mereka yang melakukan pekerjaan tersebut akan merasa malu di dalam masyarakat, kemudian mereka akan dikucilkan. Dan mereka akan merasa terdiskriminasi di dalam masyarakat.
2.      Bagi Negara
Pengemis, pengamen dan pengangguran jelas memiliki dampak negatif terhadap negara kita, karena negara kita dianggap negara yang tidak mampu menjamin kemakmuran hidup warganya, sehingga hal ini menimbulkan masalah sosial yang juga menjadi tanggung jawab negara.
Sumber :
http://windiseptiani94.blogspot.co.id/2015/12/tulisan-9-pengemis-pengamen.html

Tulisan 8 Kaitan pengangguran ke dalam kegiatan perekonomian

Nama  : Putri Nurlaelasari
Npm    : 17213031
Kelas   : 3EA26

Tulisan 8


Kaitan pengangguran ke dalam kegiatan perekonomian
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai detik ini, apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru makin banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang menyebabkan menjamurnya para penganggur di Indonesia.
·           Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak baik bagi kehidupan social. Kepadatan penduduk ini juga akan berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran.
·           Pendidikan dan keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan pendidikan dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggullah yang kelak akan menghiasi dunia pekerjaan.
·           Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya dengan poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan menambahi jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang kompetensi pencari kerja yang tidak  sesuai dengan pasar kerja.
·           Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.
·           Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
·           Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan sistem pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pension kelak ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang biaya besar.  Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran
·          Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral). Sehingga erat sekali hubungan antara penganggursan dengan bagaimana keadaan perekonomian suatu Negara.
·           Pemulangan TKI ke Indonesia. TKI yang bermasalah di luar negeri sehingga harus di deportasi ke daerah asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini dan menambah devisa Negara.
·           Penyediaan dan pemanfaat tenaga kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Tentunya permasalahan ini akan membawa dampak yang buruk bagi kestabilan perekonomian Negara. Dan dampak-dampak negative lainnya diantaranya:
·           Timbulnya kemiskinan. Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 perharinya (berdasarkan standar Indonesia) sementar berdasarkan standar kemiskinan PBB yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400 apabila $1=Rp 8.700).
·           Makin beragamnya tindak pidana kriminal. Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, mencopet, jambret atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.
·           Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya. Selain maraknya tindak pidana krimanal, akan bertambah pula para pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
·           Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
·           Terganggunya kondisi psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
·           Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah dapipada pendapatan potensial (yang seharusnya)> oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
·           Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional dari sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian pajak yang harus diterima dari masyarakat pun akan menurun.Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintaha pun akan berkutang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
·           Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang produksi akan berkuran. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya  dengan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
  1. Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal padat karya, home industry.
  2. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan dengan demikian para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi tidak hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga dengan demikian membantu pemerintah dalam mengatasi jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir ini, sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses melakukan kegiatan usaha.
  3. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
  4. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat atau sector ekonomi yang kekurangan.
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah :
  1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
  2. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia.
  3. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
  4. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
  5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
  6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
  7. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
  8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
  9. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
  10. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan  atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Namun tentunya dengan jumlah pengangguran yang terus membengkak akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dan hal ini tentunya tidak bisa didiamkan terus menerus, pemerintah harus tanggap dalam menghadapi masalah perekonomian yang paling kronis ini.
Dampak pengangguran terhadap Individu yang mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya :
  1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
  2. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
  3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik. 
Macam-macam pengangguran berdasarkan penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa  jenis, yaitu  :
  1. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
  2. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment) adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
1.       Akibat permintaan berkurang
2.        Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.        Akibat kebijakan pemerintah          
  1. Pengangguran friksional  (Frictional Unemployment) adalah pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran sukarela.
  2. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
  3. Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin
  4. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
Pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
  1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
  2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
  3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal. 
SUMBER :  
http://manajemena2011.blogspot.co.id/2013/04/hubungan-antara-pertumbuhan-ekonomi.html
http://ekaagustianingsih.blogspot.co.id/2011/03/dampak-pengangguran-terhadap.html

Pengertian pengamen dan Dampak munculnya pengamen

Nama  : Putri Nurlaelasari
Npm    : 17213031
Kelas   : 3EA26

Tulisan 7 Pengamen

- Pengertian
Pengamen atau sering disebut pula sebagai penyanyi jalanan (Inggris: street singers), sementara musik-musik yang dimainkan umumnya disebut sebagai Musik Jalanan. Pengertian antara musik jalanan dengan penyanyi jalanan secara terminologi tidaklah sederhana, karena musik jalanan dan penyanyi jalanan masing-masing mempunyai disiplin dan pengertian yang spesifik bahkan dapat dikatakan suatu bentuk dari sebuah warna musik yang berkembang di dunia kesenian.
Perkembangan pengamen telah ada sejak abad pertengahan terutama di Eropa bahkan di kota lama London terdapat jalan bersejarah bagi pengamen yang berada di Islington, London, pada saat itu musik di Eropa berkembang sejalan dengan penyebaran musik keagamaan yang kemudian dalam perkembangannya beberapa pengamen merupakan sebagai salah-satu landasan kebudayaan yang berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.

- Dampak munculnya pengamen
Dampak Positif :
·         Merasa Bebas
·         Mendapat sedikit penghasilan
·         Dapat menyambung umur/terus hidup.
·         Membuat lingkungan menjadi kumuh
·         Menjadi masalah social.
·         Masa depan anak jalanan semakin suram
·         Bertambahnya angka anak putus sekolah

sSUMBER :

hhttps://id.wikipedia.org/wiki/Pengamen 
hhttp://ixe-11.blogspot.co.id/2012/10/pengertianlatar-belakangdampak-dan.html











Pengertian pengemis dan Faktor-faktor penyebab terjadinya mengemis

Nama : Putri Nurlaelasari
Npm   :17213031
Kelas  :3EA26

 Tulisan 6 Pengemis

- Pengertian
Pengemis adalah hal yang dilakukan oleh seseorang yang membutuhkan uang, makanan, tempat tinggal atau hal lainnya dari orang yang mereka temui dengan meminta. Umumnya di kota besar sering terlihat pengemis meminta uang, makanan atau benda lainnya. Pengemis sering meminta dengan menggunakan gelas, kotak kecil, topi atau benda lainnya yang dapat dimasukan uang dan kadang-kadang menggunakan pesan seperti, "Tolong, aku tidak punya rumah" atau "Tolonglah korban bencana alam ini".

Faktor-faktor penyebab terjadinya mengemis
Salah satu masalah sosial yang belum juga teratasi di negeri ini adalah kemiskinan, baik secara struktural atau pun kultural. Kemiskinan struktural yang timbul karena adanya hegemoni dan kebijakan negara serta pemerintah atau orang-orang yang berkuasa, dan pembangunan yang tidak merata. Dan kemiskinan kultural yang tercermin dalam perilaku hidup boros, ketidakcakapan bekerja, tingkat tabungan rendah, dan adanya sikap pasrah terhadap lingkungan kemiskinan.
Kemiskinan sudah menjadi problem sosial yang tak asing lagi di negeri ini. Namun keberadaan pengemis bukan semata-mata karena kemiskinan. Pengemis yang memiliki asal kata “kemis”, ternyata bermula sejak zaman penguasa Surakarta Paku Buwono X yang gemar membagi-bagikan uang pada rakyatnya yang papa setiap hari kamis sore (dalam bahasa jawa kemis).
Kebiasaan Paku Buwono X tersebut ternyata melahirkan sebutan untuk orang yang mengharapkan berkah di hari Kamis dengan istilah “Ngemis” dan “Pengemis”. Sedangkan dalam Perpu no. 30 tahun 1980 pengemis diartikan sebagai “orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain.”

Pengemis juga memiliki kelompok-kelompok yang membedakan motif-motif pengemis satu sama lain.  Kelompok pengemis ini antara lain, mengemis karena tidak mampu bekerja karena cacat tubuh, mengemis karena malas bekerja, pengemis murni yang seluruh penghidupannya dihasilkan dari mengemis, pengemis tidak murni yang sebagian penghasilannya didapat dari mengemis, pengemis berpengalaman yang lahir dari tradisi dan kebiasaan, pengemis kontemporer kontinyu tertutup yang hidup tanpa alternatif pekerjaan lain, pengemis kontemporer kontinyu terbuka yang hidup dengan peluang tapi tidak bisa memanfaatkannya, pengemis kontemporer temporer yang hanya sementara mengemis dan bergantung pada kondisi musiman, dan pengemis berencana yang menjadikan mengemis sebagai batu loncatan mendapat pekerjaan lain, serta pengemis yang diorganisir oleh oknum tertentu.

Ciri-ciri dari kelompok pengemis diatas yang dapat diketahui diantaranya seperti, pakaian yang dikenakan compang camping, kondisi tubuh yang cacat, ada yang memang benar-benar cacat tapi juga ada yang tidak, biasa mengemis di pinggir jalan raya, trotoar, jembatan, perempatan lampu merah, kawasan pusat perbelanjaan dan pasar tradisional. Selain itu pengemis musiman, akan banyak berdatangan di waktu-waktu tertentu seperti pada waktu bulan Ramadhan dan menjelang hari raya.
Pengemis-pengemis tersebut mengemis bukan karena miskin secara ekonomi, tetapi ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor itu diantaranya adalah pertama, karena yang bersangkutan tidak berdaya sama sekali untuk melakukan pekerjaan lain disebabkan cacat fisik, tidak berpendidikan, tidak punya rumah tetap atau gelandangan. Kedua, kehilangan rasa malu dan beban moril di depan masyarakat karena sudah merasa enak dan memiliki penghasilan besar dari mengemis. Ketiga, waktu dimana orang-orang banyak mengeluarkan sedekah seperti di bulan Ramadhan, menjelang hari raya Idul Fitri, dan tahun baru, menjadikan mereka merasa memiliki kesempatan untuk mendapatkan uang tambahan. Keempat, mengemis karena miskin mental dan malas bekerja. Kelima, pengemis yang terkoordinasi dalam suatu sindikat. Dengan dikoordinasi oleh seseorang yang dianggap bos penolong, setiap pengemis “anggota” setia menyetor hasil mengemisnya kepada sindikat, baik secara harian, mingguan atau bulanan.

Adanya pengemis-pengemis ini juga akan memberikan dampak bagi lingkungan kita dan secara keseluruhan akan mempengaruhi laju pembangunan bangsa. Dampak yang timbul seperti mengganggu keindahan lingkungan hidup, menimbulkan gambaran buruk bagi bangsa, gangguan keamanan dan ketertiban, mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar, mewariskan kehidupan malas dan bodoh, berkembang menjadi tuna susila, dan hilangnya percaya diri.
Menghadapi kenyataan seperti tersebut diatas dibutuhkan solusi yang dapat menyentuh semua kelompok pengemis. Pemerintah, lembaga keuangan dan pemberdayaan masyarakat, orang-orang kaya, lembaga dakwah dan da’i, seharusnya juga ikut andil dalam menanggulangi kemiskinan dan pengemis ini. Untuk bersama-sama menjalin kerjasama dalam memberdayakan ekonomi masyarakat terutama pengemis.

Sistem pembinaan secara panti dapat digunakan untuk memberikan keterampilan baru dan mudah dikuasai bagi pengemis yang cacat fisik dan tidak berpendidikan tinggi, memberikan tempat tinggal bagi pengemis gelandangan, memberikan penyadaran melalui pembinaan mental, budaya dan agama bagi pengemis yang kehilangan rasa malu dan malas bekerja. Sistem ini juga dapat diterapkan di daerah asal pengemis untuk menguatkan perekonomian masyarakat sekitar dan kehidupan keluarga pengemis agar tidak lagi melakukan kegiatan meminta-minta. Sedang bos sindikat pengemis dapat ditanggulangi dengan menegakkan aturan dan sanksi berat terhadap sindikasi pengemisan.

SUMBER :
http://blog.umy.ac.id/sakinah/2012/06/08/multifaktor-penyebab-mengemis/
https://id.wikipedia.org/wiki/Mengemis