Putri Nurlaelasari
17213031
3ea26
1. Proses
keputusan membeli.
Setiap saat
konsumen dihadapkan pada masalah untuk mengambil berbagai keputusan membeli.
Tahapan untuk mencapai keputusan membeli dilakukan oleh konsumen melalui
beberapa tahapan berikut :
·
Proses
pembelian bermula dari mengenali kebutuhan.kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus
internal pada saat kebutuhan normal seperti perasaan lapar, haus, dsb. Dari
pengalaman yang pernah terjadi, orang dapat mempelajari cara mengatasi
kebutuhan-kebutuhan dan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Kebutuhan
juga dapat dipicu oleh stimulus eksternal seperti contoh iklan. Iklan yang
menawarkan suatu produk atau jasa dapat menjadikan seseorang menyadari kebutuhannya.
·
Information
Search (Mencari Informasi)
Konsumen
secara disadari atau tidak akan mencari informasi. Jika motivasinya kuat dan
produk yang sesuaidengan kebutuhan dan harganya yang terjangkau, mungkin ia
akan membelinya. Jika tidak barangkali konsumen hanya dapat mengingat kebutuhan
tersebut atau mencari informasi sebatas yang berkaitan dengan kebutuhannya. Jumlah
pencarian yang dilakukan akan sangat ditentukan oleh kuatnya dorongan motivasi,
jumlah informasi awal yang didapat, dan kemudahan dalam memperoleh lebih banyak
informasi dan kepuasan yang didapat dari pencarian. Konsumen dapat memperoleh
informasi dari berbagai sumber yang meliputi:
v Individu: keluarga, kawan, tetangga, kerabat.
v Komersial : iklan, wiraniaga,penyalur, kemasan, pameran
v Umum: media massa, lembaga konsumen
v Pengalaman: penggunaan produk,pemilikan produk, pengujian produk.
Pengaruh
hubungan sumber-sumber informasitersebut terhadap pembeli bervariasi.pada
umunya, porsi informasi terbesar yang diperoleh konsumen berasal dari sumber
komersial yang dikendalikan oleh produsen atau pemasar. Sedangkan pada
pembelian jasa, sumber individu merupakan sumber yang paling efektif.
·
Alternative
Evaluation (Evaluasi Alternatif)
Cara
konsumen memproses informasi untuk sapmpai pada pemilihan merk disebut evaluasi
alternative. Ada beberapa konsep dasar proses evaluai konsumen:
v Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan dan mencari
manfaat tertentu yang dapat diperolehdengan membeli produk atau jasa.
v Konsumen akan memperhatikan tingkat perbedaan pada setiap keunggulan sifat
produk.
v Konsumen berkemungkinan untuk mengembangkan ketetapan rasa percaya pada
suatu merk dengan merinci setiap keunggulannya. Pengembangan kepercayaan pada merk tertentu ini kemudian dikenal dengan
citra merk.
·
Purchase
Decision (Keputusan untuk Membeli )
Pada tahap
evaluasi konsumen menyusun peringkat merk dan membentuk tujuan pembelian.
Biasanya keputusan pembelian konsumen akan menetapkan untuk membeli merk yang
paling diminati. Ada dua factor yang dapat muncul diantara tujuan pembelian dan
keputusan untuk membeli. Yang pertama adalah pengaruh atau sikap pihak lain
terhadap pilihan konsumen. Yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terduga.
Konsumen enetapkan tujuan pembelian berdasarkan bebebrapa factor seperti
pendapatan keluarga, harga yang terjangkau dan manfaat yang akan diperoleh.
Jika ada situasi yang tidak terduga seperti pemutusan hubungan kerja, akan dapat
mengubah bahkan membatalkan keputusan pembelian.
·
Post
Purchase Behavior ( Sikap setelah pembelian)
Setelah
melakukan pembelian suatu produk, konsumen dapat memperoleh kepuasan atau
sebaliknya merasa kecewa dengan produk yang dibeli. Kondisi ini akan berpotensi
membentuk perilaku pembelian pada minat konsumen terhadap produsen atau
penjual.faktor penyebab kepuasan atau kekecewaan di pihak konsumen terletak
pada hubungan antara harapan konsumen dan citra produk yang didapatkannya.
Proses Keputusan Pembeli untuk Produk Baru
Pihak produsen umumnya lebih
menyukai untuk mempertahankan produk yang sudah ada dibandingkan dengan melepas
produk yang baru. Hal ini disebabkan karena dalam persaingan yang sudah sangat
ketat, perusahaan harus dapat menyakinkan konsumennya bahwa produk, jasa atau
ide yang diterima oleh konsumen benar-benar baru dan ini biasanya membutuhkan
biaya yang sangat besar.
Ada beberapa tahapan dalam
adaptasi produk baru kepada pembeli seperti yang digambarkan dalam bagan di
bawah:
- Awareness ( kesadaran)
Pada saat produsen atau
pemasar memasarkan produk baru, konsumen harus dibangkitkan kesadarannya bahwa
telah ada produk baru di pasaran. Cara yang ditempuh biasanya melalui iklan di
media massa dengan gencar. Adakalanya cara yang ditempuh adalah dengan
mengumumkan dalam situs-situs resmi perusahaan tentang produk-produk yang akan
dipasarkan atau melalui pameran-pameran. Cara yang terakhir ini kebanyakan
ditempuh oleh produsen mobil.
- Interest (Ketertarikan)
Setelah adanya kesadaran dari
konsumen, mereka tentunya akan tertarik untuk mengetahui lebih lanjut dan
berusaha untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk
tersebutk.
- Evaluation (evaluasi)
Setelah mendapatkan informasi
yang dirasakan cukup, pihak konsumen akan melakukan evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan meliputi kebutuhan yang diperlukan, keunggulan atau kelebihan yang
ditawarkan oleh produk baru tersebut dibandingkan produk yang lama, harga yang
ditawarkan dan lain sebagainya.
- Trial (percobaan)
Jika berdasarkan hasil
evaluasi terhadap produk yang baru dirasakan dapat memenuhi kebutuhannya,
konsumen akan membeli produk tersebut untuk mencoba apakah ada kesesuaian
antara kebutuhan yang diinginkan dengan hasil yang didapatkannya. Masa ini
biasanya masa yang kritis bagi suatu produk, jasa atau ide yang baru, jika
berhasil memuaskan konsumen maka produk tersebut akan dapat diterima oleh
pasar.
- Adoption ( Adopsi)
Jika produk baru tersebut
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, maka konsumen akan memilih
produk tersebut dibandingkan produk yang terdahulu atau produk pesaing jika
ada.
2. Memilih
alternative terbaik.
Terjadinya transaksi pembelian
(dipandang dari sisi pemasaran) yaitu :
Pembelian yang direncanakan:
biasanya terjadi berdasarkan kebutuhan, artinya si konsumen memang membutuhkan
barang-barang tertentu.
Dalam hal pembelian yang telah
direncanakan, biasanya konsumen telah memiliki pengetahuan yang lengkap tentang
produk yang hendak mereka beli. Misalnya pengetahuan tentang merek, tentang
harga, kemasan, keandalan, pelayanan dan lain sebagainya. Perhatian utamanya
adalah pada barang-barang yang biasa atau terbiasa dia konsumsi/gunakan kecuali
ada rangsangan-rangsangan tertentu dari produk substitusi sehingga si konsumen
melihat manfaat lebih dari produk substitusi tersebut.
Pembelian yang tidak
direncanakan : terjadi karena konsumen melihat atau merasakan manfaat lain dari
manfaat utama produk yang mereka beli.
Lalu faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi pembelian tidak direncanakan ?
Pertama adalah lingkungan
fisik atau pengetahuan konsumen tentang toko, supermarket atau mall dimana si
konsumen beraktifitas: mencakup pilihan lokasi , tata letak (layout) rak
pajangan. Pemilihan lokasi yang tepat, lahan parkir yang luas, kemudahan akses
dari dan ke toko/supermarket/mall, termasuk juga keamanan lokasi sangat
menentukan apakah konsumen mau berkunjung ke toko Anda atau tidak. Lokasi yang
“sempit”, atau mau parkir saja mesti putar-putar tiga atau empat kali, atau
tidak ada akses kendaraan umum dari dan ke lokasi, atau udara yang sumpek dan
panas, tentu saja menjadikan toko Anda alternatif terakhir untuk dikunjungi.
Kemudian pemilihan warna cat atau wallpaper juga cukup menentukan. Pilihlah
warna yang sesuai dengan tema Anda (misi dan visi Anda), tapi sekaligus
merangsang pembelian. Kemudian satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan adalah
pilihan suara atau musik. Pilihlah musik yang sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan dimana toko/supermarket Anda berada. Pilihan jenis musik untuk waktu-waktu
tertentu juga cukup menentukan, misalkan pagi hari memperdengarkan musik yang
lembut-lembut, menjelang siang mungkin musik yang agak keras/cepat dan
seterusnya, yang jelas pilihlah musik yang Anda yakini bisa merangsang
pembelian. Berikutnya (masih termasuk lingkungan fisik) adalah pengaturan
(tataletak) rak display dan penempatan produk. Aturlah rak-rak display Anda
sedemikian sehingga terkesan rapi sehingga konsumen akan merasa nyaman berjalan
di lorong-lorong diantara rak. Demikian juga dengan barang-barang yang dipajang
di rak. Pengelompokan produk sangat dianjurkan dan diatur sedemikian sehingga
konsumen mudah untuk mencarinya, dan bila perlu, beri informasi-informasi yang
lebih memudahkan konsumen seperti petunjuk letak barang. Sebisa mungkin hindari
penempatan barang ditengah-tengah lorong yang memberi kesan semrawut. Ingat,
kecuali membeli barang, konsumen juga sedang membeli kenyamanan.
Lingkungan fisik atau
pengetahuan konsumen tentang toko/supermarket Anda adalah faktor yang paling
krusial. Mengapa ? Karena dengan mempersiapkan lingkungan fisik
toko/supermarket Anda sebaik mungkin, maka bukan hanya pembelian yang tidak
direncanakan yang dapat Anda jaring, tetapi bahkan konsumen yang sudah
merencanakan membeli produk tertentupun dengan senang hati akan berbelanja di
toko/supermarket Anda.
Faktor kedua adalah masalah
waktu. Ketersediaan waktu juga mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan melakukan pembelian. Jika mereka tidak mempunyai cukup banyak waktu,
maka mereka akan mengurangi waktu untuk pencarian informasi.
Penggunaan informasi yang
tersedia juga akan menurun, dan informasi negatif atau yang tidak menguntungkan
turut pula dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan akibat adanya
tekanan waktu, sehingga mereka hanya akan melakukan pembelian yang telah
direncanakan saja. Sebaliknya bagi konsumen yang mempunyai waktu mencukupi akan
melakukan pencarian informasi dan mengolahnya dengan baik sehingga diharapkan
dapat memunculkan keinginan pembelian barang yang tidak direncanakannya. Namun
pembelian yang tidak direncanakan yang dilakukan konsumen terlebih dahulu
mempertimbangkan kebutuhan, nilai dan ketertarikannya pada produk yang akan
dibeli.
Faktor ketiga adalah adanya
rangsangan-rangsangan tertentu yang “sengaja” diciptakan oleh para pemasar
sehingga konsumen melakukan pembelian yang tidak direncanakan, bahkan
seringkali tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan ketertarikannya pada barang
yang dibeli. Rangsangan itu dapat berupa potongan pembelian, gift, gimmick,
promo, launching produk baru (atau yang diperbarui), obral, dan seterusnya.
Belanja merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian orang, karena
belanja bukan saja aktivitas jual beli saja, namun juga merupakan salah satu
kegiatan rekreasi pada masyarakat dewasa ini.
Konsumen mempunyai berbagai
motivasi atau alasan berbelanja, selain untuk mendapatkan produk, konsumen juga
memandang berbelanja sebagai kegiatan menyenangkan yang disertai satu atau
lebih aktivitas seperti yang diungkapkan pakar marketing Henry Assael bahwa
berbelanja merupakan aktivitas menikmati lingkungan toko, menelusuri dan
mengamati penawaran-penawaran toko, berbicara pada pramuniaga, serta
membelanjakan uang.
Kegiatan belanja yang
tampaknya sederhana ternyata melibatkan interaksi rumit antara berbagai aspek
lingkungan dimana kegiatan belanja dilakukan sehingga strategi pemasaran
dirancang untuk memahami perilaku berbelanja konsumen ini
FAKTOR SOSIAL
|
Kultur
Klas sosial
Kelempok referensi
Keluarga
Peran dan Status
FAKTOR PERSONAL KONSUMEN
|
Motivasi
Persepsi
Pemahaman
Kepercayaan
Sikap
kepribadian
|
|
3. Memilih
sumber – sumber pembelian.
Sumber-Sumber
Pembelian Intern :
a.
Motivasi
merupakan
kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk
memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan
ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa
haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik
yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan
untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang
diterangkan oleh teori Robert Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan
fisiologis (lapar, haus), disusul kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan
aman, perlindungan), kemudian kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi
anggota lingkungan dan dicintai), selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk
dihargai (harga diri, pengakuan, status) dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan
pernyataan diri (pengembangan dan perwujudan diri).
b.
Belajar
Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi
untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang
berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Melalui
perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan
adalah gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah
sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.
c.
Kepribadian
Keputusan pembelian
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur, tahapan daur
hidup,pekerjaan,situasi ekonomi,gaya hidup,serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga.Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa ang dibelinya.Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk.
·
Sumber-sumber Pembelian ekstern
1.
Kebudayaan
faktor
budaya adalah salah satu pengaruh yang paling berdampak luas dalam perilaku
konsumen.
Contohnya saja
seorang konsumen yang sudah sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga
ia selalu menggunakan prodak dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak
luar.memang tidak semua konsumen seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen
yang tidak mempunyai jiwa kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga
ia masih dengan mudah terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan
produk-produk dari luar.
2.
Kelompok Sosial dan Refrensi
Pada umumnya
konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang
produk apa yang harus dibeli.
Faktor
Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
–Kelompok
acuan : semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku
seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen
dapat membuat keputusan konsumsi.
–Keluarga
sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh
secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
–Peran :
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau
merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
3.
Keluarga
Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.
Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota
keluarga dapat mempengaruhi dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat
membedakan dua maaca keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga
sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai
sumber keturunan.
Sumber
:
https://windytriana.wordpress.com/2013/11/18/bab-5-pembelian/