Nama : Putri Nurlaelasari
Npm : 17213031
Kelas : 3EA26
BAB 8
KEPRIBADIAN,NILAI DAN GAYA HIDUP
1. Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri watak seorang individu yang konsisten yang
mendasari perilaku individu. Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan,
sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki seseorang. Tapi kepribadian
berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain. Dasar pokok dari
perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya. Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
2. Nilai
Nilai (value) merupakan kata sifat yang selalu terkait dengan benda,
barang, orang atau hal-hal tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai
adalah sebuah konsep yang abstrak yang hanya bisa dipahami jika
dikaitkan dengan benda, barang, orang atau hal-hal tertentu. Pengkaitan
nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang menjadikan benda, barang atau
hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau manfaat.
3. Gaya Hidup
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan
kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang
berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya
hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang
dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan
jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang
ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor
internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep
diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai
berikut :
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi
melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku.
Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat
dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman.
Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap
suatu objek.
c.Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara
berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri.
Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk
menggambarkan hubunganntara konsep diri konsumen dengan image merek.
Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap
suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya,
karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal
perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman
dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang
motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar
maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup
hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti
mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung
atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut
menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang
memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak
menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut
akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap
dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk
kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan
lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang,
dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan
tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial
pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan.
Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan,
prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat
dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena
kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila
individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya
maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu
sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri
pola pikir, merasakan dan bertindak.
BAB 9
MEMPENGARUHI SIKAP DAN PERILAKU
1. Pengertian
Pengertian Sikap
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di
dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya..
Pengertian Perilaku
Perilaku adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan
lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi
sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap adalah:
Pengalaman pribadi.
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor
emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.
Kebudayaan.
B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan
(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian
tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan
sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola
reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan
untuk sikap dan perilaku yang lain.
Orang lain yang dianggap penting.
Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang
orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Media massa.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio,
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan
sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan
memberi dasar afektif dalam mempresepsikan dan menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku
1. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara
lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian,
bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara
lebih rinci seperti di bawah ini.
a. Jenis Ras/ Keturunan
b. Jenis Kelamin
c. Sifat Fisik
d. Kepribadian
e. Intelegensia
f. Bakat
2. Faktor Eksternal
a. Pendidikan
b. Agama
c. Kebudayaan
d. Lingkungan
e. Sosial Ekonomi
BAB 10
PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
1. Kebudayaan
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut
sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan,
pengelolaan tanah menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata budayyah
berasal dari kata budhi atau akal. manusia memiliki unsur-unsur potensi
budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga
potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
3. Kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya,rasa, dan cipta masyarkat. Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu
yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedagkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial,religi, seni, dll, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2. Kebudayaan Sebagai Tempat Seseorang Individu Menemukan Nilai-Nilai Yang Dianutnya
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai
ini diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga,
serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari
keseharian dan menetukan tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana
yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat
tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain :
1. Model atau contoh - dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang
baik atau yang buruk melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman
sejawat dan masyarakat lingkungannya dimana ia bergaul.
2. Moralitas - diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah dan
institusi tempatnya bekerja dan memberikan ruang dan waktu atau
kesempatan kepada individu untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang
berbeda.
3. Sesuka hati adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai kurang terarah
dan sangat tergantung kepada nilai-nilai yang ada didalam diri seseorang
dan memilih serta mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut
kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebabkan karena kurangnya
pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau pembinaan sehingga dapat
menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi individu tersebut.
4. Penghargaan dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti :
mendapatkan penghargaan bila menunjukan perilaku yang baik, dan
sebaliknya akan mendapatkan sanksi atau hukuman bila menunjukan perilaku
yang tidak baik.
5. Tanggung jawab untuk memilih - adanya dorongan internal untuk
menggali nilai-nilai tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk
diadaptasi. Disamping itu, adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang
akan menyempurnakan perkembangan sistem nilai dirinya sendiri.
3. Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah
perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan
dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan
menkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Model Perilaku Konsumen
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku
konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling
mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan
lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan
keanggotaanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas
sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan
dan variabel lain.
2. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan
memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar
dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh
budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
3. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.
Budaya dalam suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam
menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode "Coba dan Buktikan"
dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial.
4. Pengaruh Budaya Dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang
memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan
kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk kepribadian seseorang.
Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui
secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih
tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara
berperilaku. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan
cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan
model untuk ditiru masyarakat. Iklan tidak hanya mampu mempengaruhi
persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun
dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan
yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
5. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan
serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang uncul dalam
rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Hal yang penting dari
tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung
masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu,
natal, yang selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk
tradistradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan
sebagai perlengkapan acara tersebut.
4. Dampak Nilai Inti Terhadap Pemasar
1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia.
Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia
mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua kebutuhan berasal dari
masyarakat konsumen, bila tidak puas, konsumen akan mencari produk atau
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Keinginan digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan
mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang
spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin
luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga
dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi
kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut,
akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan
manfaat yang paling memuaskan. sehingga muncullah istilah permintaan,
yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
5. Perubahan Nilai
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana
dalam hal ini dimasukkan ke dalam kategori-kategori umum yaitu berupa
orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari
hubungan yang tepat anatar individu dan kelompok dalam masyarakat.
Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran.
sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen
akan melihat ke arah lain pada
pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan
pada seruan promosi untuk "menjadi seorang individual". Dan begitu juga
pada budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait
ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga,
maskulin/feminim, persaingan/kerjasama dan perbedaan/keseragaman.
SUMBER :
https://succkasuccki.wordpress.com/2015/01/05/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan/
https://delviadelvi.wordpress.com/2011/01/20/sikap-motivasi-dan-konsep-diri-terhadap-perilaku-konsumen/
http://kalistaoctavia.blogspot.co.id/2014/11/kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup.html
https://hanadwiutami.wordpress.com/2014/01/16/mempengaruhi-sikap-dan-perilaku/
http://devinanandita.blogspot.co.id/2015/10/softskill-bab-6-10-perilaku-konsumen.html